BARABAI, banuapost.co.id– Keinginan warga Hindu di Kabupaten HST untuk memiliki tempat peribadatan segera akan terwujud, sering dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dandim 1002/Barabai, Letkol Inf M Ishak H Baharuddin,
Hal tersebut dkemukakan Ketua Panitia Pembangunan Pura Agung Datu Magintir yang juga Kepala Adat Desa Labuhan, Suan,
“Banyak sekali yang mendukung, salah satunya dari Komandan Kodim 1002/Barabai,” ujar Suan, Senin (23/12).
Menurut Suan, di dalam Pura Pertama Umat Hindu di HST, juga dibangun Kori Agung dengan menggunakan nama Suku Dayak, yaitu Pandungkulan dengan Patung Balian.
“Penggunaan Patung Balian tersebut, sebagai simbol penghormatan kepada ajaran peninggalan leluhur Suku Dayak,” jelasnya.
Pandungkulan, lanjut Suan, tempat yang sangat sakral untuk berserah diri, jiwa dan raga kepada Nining Bahatara atau Sang Hyang Widhi dan para leluhur karena semua kesalahan atau dosa yang dilakukan baik dari pemikiran, perkataan dan perbuatan.
“Pandungkulan ini pertama kali dibangun di Indonesia,” bebernya.
Sementara Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten HST, Irpani, mengapresiasi umat Hindu Indonesia yang bersuku Dayak Kaharingan di HST, khususnya masyarakat Desa Labuhan.
“Selain bisa digunakan untuk beribadah, juga sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi Umat Hindu yang berada di HST,” katanya.
Bahkan ke depan, sambung Irpani, Pura Agung Datu Magintir akan menjadi aset Cagar Budaya Pemda HST dan sebagai tempat wisata religi bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sedang Dandim 1002/Barabai, Letkol Inf M Ishak H Baharuddin, melalui Danramil 1002-01/Birayang, Kapten Inf Subhan, mengatakan, sangat mendukung dengan adanya pembangunan pura, sekaligus pura pertama di HST.
“Melalui Babinsa bersama anggota Bhabinkamtibmas, kami selalu bersinergi memantau pembangunan pura, sekaligus memberikan pengamanan ibadah agar damai dan tentram,” pungkasnya. (yb/*/foto: ist)