PELAIHARI, Banuapost.co.id- Wakil Bupati Tanah Laut (Tala). H Muhammad Zazuli mengatakan pertunjukan wayang kulit bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah penghormatan terhadap nilai budaya yang telah menjadi bagian identitas Bangsa Kita.
Hal ini disampaikan Wabub yang akrab disapa H Uli itu saat membuka pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dalam rangka Memperingati 49 Tahun Kedatangan Warga Transmigrasi di Halaman Kantor Desa Gunung Melati, Kecamatan Batu Ampar, Rabu (30/4/2025).
Dalam sambutannya, H Uli menyampaikan rasa syukur atas keberlangsungan semangat kebudayaan di tengah masyarakat, seraya mengapresiasi perjalanan panjang para transmigran yang telah membangun Desa Gunung Melati menjadi desa maju dan harmonis.
“Empat puluh sembilan tahun lalu, para transmigran datang membawa harapan dan semangat untuk membangun kehidupan dari nol. Hari ini, kita melihat hasil nyata dari perjuangan itu,” ungkapnya.
Pagelaran wayang menampilkan lakon “Semar Mbangun Khayangan”, dibawakan dalang Ki Catur Nugroho, S.Sn., M.Sn., dari Boyolali, Jawa Tengah. Menurut H Uli, lakon ini sarat pesan moral tentang keberanian, kebijaksanaan, dan keteguhan dalam membangun tatanan kehidupan yang adil.
“Wayang kulit malam ini bukan sekadar hiburan, tetapi penghormatan terhadap nilai budaya yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa kita. Kisah Semar menjadi refleksi dari perjuangan para pendahulu dalam membangun desa ini,” ujarnya.
H Uli juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga warisan budaya, mempererat silaturahmi, serta melanjutkan cita-cita para leluhur demi masa depan Tala yang lebih baik.
Hadir pada acara tersebut, perwakilan Forkopimda Tala, Ketua Komisi I DPRD Tala Yoga Pinis Suhendra, Forkopimcam Batu Ampar, Kepala Desa Gunung Melati, para tokoh masyarakat dan warga sekitar. (zkl/foto: prokopimtala)