PELAIHARI, Banuapost.co.id– Ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut (Tala), terendam akibat tingginya curah hujan dalam satu bulan terakhir, akibat terendamnya persawahan tersebut, petani tidak dapat bercocok tanam padi.
Tingginya curah hujan tersebut dirasakan petani di Desa Kurau, Desa Padang Luas dan Desa Kali Besar, Kecamatan Kuarau. Ada sekitar 800 hektare lebih persawahan yang tidak dapat ditanami pada pada musim tanam pertama tahun ini.
Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Balai Penyuluh Pertanian (UPT BPP) Kecamatan Kurau, untuk Desa Kurau terdapat sekitar 200 hektar yang tidak dapat ditanami padi, di Desa Padang Luas sekitar 600 hektar, sedangkan di Desa Kali Besar ada sekitar 50 hektar.
Padahal pada musim tanam pertama ini petani di ketiga desa itu sudah semangat untuk menanam padi unggul, sebagian sudah melakukan pembuatan bibit, bahkan ada yang sudah tanam. Namun tingginya curah hujan dalam satu bulan terakhir membuat keinginan petani itu buyar.
Ali. petani RT 3 Desa Padang Luas. mengaku sudah melakukan penanaman padi unggul pada awal Desember, saat menjelang usia satu bulan padinya terendam akibat curah hujan tinggi dan pasang air laut yang lamban turunnya ke laut.
“Saya malah sudah tanam dan usia padi saya sekitar satu bulan saat tenggelam direndam air akibat curah hujan yang tinggi,” kata Ali.
Rahmat, Kepala Seksi Kemasyarakat Desa Padang Luas, membenarkan saat ini ada sekitar 600 hektare lebih kawsan persawahan di Desa Padang Luas yang gagal tanam, sebagian ada yang padinya mati sejak pembenihan, sebagian ada yang sudah bertanam.
“Ada sekitar 600 hektare perswahan di desa kami yang saat ini tidak dapat ditanami akibat genangan menutupi sawah,” kata Rahmat.
Sementara, petugas penyuluh lapangan dari UPT BPP Kecamatan Kurau, Dias Raharjo, mengatakan, saat ini memang ada ratusan hektare persawahan di Desa Padang Luas dan Desa Kurau yang tidak dapat ditanami padi akibat tingginya curah hujan dan lambatnya air turun ke laut.
“Benar tingginya curah hujan dan lambatnya air turun dari persawahan membuat petani kesulitan bercocok tanam, padahal mereka sudah siap-siap menghadapi musim tanam pertama ini,” kata Dias Raharjo saat dikonfirmasi Senin (20/1).
Petani berharap ada solusi untuk mengatasi agar air cepat surut dari persawahan mereka. Saat ini sebagian besar petani di Kecamatan Kurau mulai terbiasa tanam dua kali dalam satu tahun. Jadi tidak hanya bertanam padi tahun, mereka juga mulai menanam padi unggul.
Di beberapa desa di Kecamatan Kurau kondisinya beda dengan di Desa Kurau dan Padang Luas, Desa di Srikandi, Tambak Karya dan Desa Maluka Baulin saat ini sebagan sawah petani mulai mengeluarkan bunga, bahkan sebagian ada yang sudah mengurai. (zkl/foto: zul)