PELAIHARI, banuapost.co.id– Harga cabai di Kabupaten Tanah Laut hingga kini masih belum beranjak turun. Bahkan dalam tiga hari terakhir, tumbuhan jenis apsicum itu melonjak naik hingga menembus Rp 120 ribu per kilogram.
Kenaikan ini dialami dua jenis cabai yang beredar di pasar tradisional Tapandang Berseri Pelaihari, yakni jenis japrak merah dan jenis taji. Sedang cabai jenis lainnya masih normal, seperti cabai kriting, cabai merah besar dan cabai hijau besar.
Saat ini untuk japrak mentah dijual seharga Rp 70 ribu, japrak campuran Rp 80 ribu sampai Rp 90 per kilogram tergantung banyaknya campuran cabai matang. Sedang untuk yang matang atau merah dan taji, Rp 120 ribu per kg.
Kenaikan cabai ini diakui pedagang sayur keliling Nurhayati, Kamis (25/2) pagi. Sehingga terpaksa hanya menjual cabai sisa penjual kemarin, karena di pasar harganya sudah Rp 70 ribu sampai Rp 120 ribu per Kg.
“Saya hari ini tidak membeli cabai untuk diecer, karena sudah mahal. Takut tidak lahu,” ujarnya sambil menambahkan, untuk jenis cabai-cabai yang lain normal saja.
Wiiwin, pedagang sayur mayur, membenarkan adanya kenaikan cabai dalam tiga hari terkahir. Pasalnya, harga dari petani juga sudah tinggi.
“Sudah tiga hari terakhir terjadi kenaikan cabai jenis japrak matang dan cabai jenis taji, dan saya juga membeli dari pengepul dengan harga tinggi,” ujar Wiwin.
Jumiati, pedagang sayur lainnya, mengaku saat ini pasokan lokal hanya japrak mentah. Sedang japrak matang dipasok dari Sulawesi dan Jawa. Meski pasokan dari kedua daerah itu sudah masuk, namun harga cabai matang masih tetap mahal.
“Pemasok lokal hanya menyalurkan cabai mentah. Sedang yang matang datang dari Pualau Sulawesi dan Jawa,” papar Jumiati.
Bahkan sebagian besar pedagang mengaku saat ini cabai yang beredar di Kabupaten Tanah Laut banyak yang didatangkan dari Barabai, Hulu Sungai Tengah.
Sementara harga caban melambung tinggi, harga sayur-mayur yang sebelumnya juga sempat bergolak saat ini sudah kembali normal. Seperti sawi hijau atau sayur manis, sempat tembus Rp 12.000 per ikat dari Rp 5.000. Bayam pernah mencapai Rp 10.000 per ikat dari Rp 3.000. (zkl/foto: ist)