BANJARMASIN, banuapost.co.id– Sosok kandidat Gubernur Kalsel dalam kontestasi 9 Desember mendatang, H Sahbirin Noor, tetap mempertahankan laung di kertas suara.
Seperti di pilkada 2015 saat berpasangan dengan Rudy Resnawan, sekarang Pjs Gubernur Kalsel, penghias kepala yang menjadi pakaiannya kaum lelaki pada busana tradisional Suku Banjar di Kalsel, kembali menjadi ciri khas Paman Birin, sapaan familiarnya, yang kali ini berpasangan dengan, H Muhidin (BirinMu).
Sekadar untuk diketahui, Laung adalah ikat kepala. Terdiri atas dua macam model, yaitu: Laung Tukup, artinya laung yang tertutup, seakan-akan menyerupai blangkon. Laung Tinggi, berbentuk segitiga dan bagian atasnya tidak tertutup.
Sementara Laung dalam tradisi asli Urang Banua, ciri khas dan jati diri yang menunjukkan identitas. Kali ini yang dipakai paslon nomor urut 1, BirinMU, laung tinggi. Ciri yang membedakan dengan kontestan lain. Selain mudah dikenal, juga akrab dalam tradisi ke daerahan.
“Karena slogan kita Banua Maju, Kalsel Maju. Maka kita menyelaraskannya dengan busana khas Urang Banua. Tak ketinggalan laungnya,” kata Paman Birin menjelaskan foto resmi mereka, baik di kertas surat suara Pilkada 2020, baliho-baliho maupun spanduk.
“Selain memang sudah familiar dengan warga, ciri itu penting untuk menunjukkan jati diri dan identitas. Agar mudah dikenal. Melihat laung, pasti ingat Paman Birin – H Muhidin. Paham ja kalo (mengerti saja kan, Red.),” lanjutnya.
Busana tradisional itu, sambung pendamping Acil Odah atau Hj Raudatul Jannah ini, juga untuk menghormati adat istiadat dan memuliakan hajatan besar di Banua.
Biasanya, busana tersebut dipakai pasangan pengantin dalam resepsi perkawinan. Di masa lalu, pakaian tradisional dikenakan para sultan dan pejabat istana dalam acara-acara formal.
“Pilkada adalah pesta demokrasi. Hajatan besar lima tahunan. Untuk menghormati dan memuliakannya, kami sepakat berbusana Urang Banua,” imbuhnya. (yb/*/foto: ist)