JAKARTA, banuapost.co.id– Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyebar ke-15 provinsi dan 52 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan kalimantan Tengah. Padahal sejak 1990, Indonesia dinyatakan bebas penyakit ternak tersebut.
“Dari total populasi ternak di 15 Provinsi itu 13,8 juta ekor. Ternak yang terdampak 3,9 juta ekor dan mengalami sakit berdasarkan hasil Swab PCR di laboratorium ada 13.000 ternak atau 0,36 persen dari populasi ternak yang terdampak,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (23/5).
Ke-15 provinsi itu, sambung Syahrul, Aceh, Bangka Belitung, Banten, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
Menurut Syahrul, dari berbagai upaya yang dilakukan kementan, lembaga dan pemerintah daerah, baru ada 2.630 ternak yang dinyatakan sembuh.
“Atau 18,83 persen dari ternak sakit, dan yang mati 99 ekor atau 0,71 persen dari ternak yang sakit,” imbuhnya.
Sekarang ini, lanjut Syahrul, ada tiga agenda untuk menekan penyebaran PMK dan penyembuhan terhadap ternak yang terkonfirmasi. Pertama, SOS atau agenda darurat.
“Upaya ini di antaranya melakukan lockdown di zona atau wilayah yang terdeteksi PMK dengan radius 3-5 km,” jelasnya.
Kemudian, menutup pengeluaran-pemasukan ternak dari dan ke Pulau Jawa, membentuk gugus tugas, menyiapkan vaksin dan obat-obatan, memberikan multivitamin, hingga melakukan pembatasan lalu lintas ternak antar wilayah.
Agenda kedua, temporary untuk mengadakan vaksin, vaksinasi darurat, dan pembatasan lalu lintas hewan dan produk hewan.
“Kemudian agenda permanen, pembuatan vaksin oleh Pusvetma Kementan di Surabaya dan vaksinasi massal dan surveillance secara rutin yang harus dilakukan,” pungkasnya. (yb/foto: ist)