Pemilik nama Erdeny Mithriany Yunus, sudah sepekan ini menyisakan kenang di antara awak media di Kalsel. Deden, panggilan akrab di tengah keluarga besarnya, kembali ke Sang Pencipta kehidupan dalam usia yang relatif muda, 46 tahun, Senin 6 Juni 2022.
Koresponden salah satu media televisi swasta di Indonesia untuk wilayah Kalsel ini, pergi meninggal kedua orangtua, kakak, adik, keponakan dan istri dalam bahtera yang baru dibinanya sejak setahun silam.
Tak banyak yang tahu akan suka dukanya Om Den, sapaan familiarnya, ketika mulai memapaki belantara dunia dalam mencari kebenaran atau fakta untuk dijadikan berita.
Padahal bagi kebanyakan anak muda se-usia Om Den waktu itu, menjadi seorang wartawan, reporter atau korsponden, bukanlah pekerjaan idaman. Pasalnya, selain masa depan tak jelas, juga menjadi orang berpunya sudah pasti tidak.
Namun bagi jebolan FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini, berkeyakinan persoalan rejeki sudah ada yang mengatur. Bahkan tak ada satupun makhluk hidup berakal paling sehat pun dapat memastikannya.
Om Den bulat dengan tekadnya ingin menjadi wartawan mengikuti jejak ayahnya, H MH Thamrin Yunus, kakak sepupunya, Beben Mentaya dan Zulkifli Yunus, serta sang paman sekaligus mentor di keluarga besar Yunus , HJ Djok Mentaya.
Memulai karier sebagai pencari berita, Om Den bergabung di surat kabar mingguan Spirit Kalsel, salah satu anak usaha Banjarmasin Post Group selain Metro Banjar dan Serambi Ummah.
Sepanjang kurun waktu tiga bulan masa percobaan, Om Den tiap pagi (terkecuali hari Minggu) memenuhi kewajiban tugas ke Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Perjalanan sepanjang 130 kilometer pulang pergi dari Kota Banjarmasin.
Sore hari di kantor, setiba dari Pelaihari, Om Den harus membuat lagi berita yang didapat untuk dimasukan dalam perwajahan, jelang diterbitkan. Selama itu juga tak pernah terdengar keluh kesah dari pria bertubuh tipis ini.
Namun setelah tiga bulan masa percobaan, bukan mimpi yang jadi kenyataan. Om Den menerima kepahitan dan kekecewaan. Rekomendasi Pemimpin Redaksi Spirit Kalsel agar diterima sebagai karyawan tetap, ditolak manajemen.
Kekecewaan besar Om Den untuk bergabung di perusahaan yang dibangun sang mentor, HJ Djok Mentaya, setelah kepemilikan saham diambil alih Kompas Grup ini, rupanya benar-benar pahit.
Om Den balik ke Jakarta membawa kekecewaan, berkumpul dengan kedua orangtuanya, sambil membantu sang ayah meliput di Gedung Senayan, DPR RI, Kemenag dan beberapa departemen lainnya untuk mengisi berita salah satu penerbitan di Kalimantan Timur.
Kota besar rupanya tak cukup membuat Om Den bahagia. Dia balik lagi ke Banjarmasin sebagai kontributor dengan salah satu televisi swasta asal ibu kota, INews, bersama kakak sepupunya, Beben Mentaya, sampai akhir hayat tiba.
Om Den sudah tenang dalam pelukan sang penciptanya. Namun kekecewaannya tidak dapat bergabung di perusahaan yang digagas sang paman, tentu masih menjadi tanya. Pasalnya rekomendasi pantas diterima sebagai karyawan tetap setelah melalui masa percobaan tiga bulan itu, belum terjawab.
Ternyata setelah diusut, PSDM yang ketika itu dinakhodai Tapriji berdalih, manajemen menutup pintu untuk klan Hujai Junus atau HJ Djok Mentaya ada lagi dalam gerbong Banjarmasin Post Group. Beristirahatlah dengan tenang Om Den! (yebe, mantan wapemred metro banjar, mantan pemred sinar kalimantan)