Di masa sekarang ini, sebagai pendidik hendaklah kita selalu berperan aktif dalam pembelajaran. Salah satunya sesuai dengan filosofi KI Hajar Dewantara. yaitu Pembelajaran yang berpusat pada murid,. Seorang guru selalu berpihak kepada murid dalam setiap pembelajaran. Oleh karena itu. perlunya pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan oleh guru.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid agar murid memiliki kesiapan, baik mental ataupun pikiran untuk memulai pembelajaran.
Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus membuat 28 metode atau bahan ajar untuk 28 siswa. Bukan juga guru selalu harus memberikan perhatian satu per satu kepada murid, atau memberikan tugas yang berbeda pada 28 murid yang ada di kelas. Guru juga manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kemampuan. Guru tak mungkin mampu untuk memecahkan masalah dan berlarian kesana kemari dalam satu waktu.
Pembelajaran berdiferensiasi lebih kepada menentukan kebutuhan belajar murid yang sesuai untuk pembelajarannya. Kebutuhan belajar murid bisa dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid.
Kesiapan belajar murid adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep atau keterampilan baru. Untuk melakukan kesiapan belajar murid ada beberapa cara yang mungkin bisa dilakukan guru. Antara lain dengan observasi melihat laporan hasil belajar murid di semester yang lalu atau melakukan wawancara terhadap wali kelas murid pada tahun ajaran sebelumnya.
Intinya pada pembelajaran berdiferensiasi guru dituntut untuk lebih kreatif dan lebih jeli lagi melihat berbagai hal dalam kesiapan belajar murid. misalnya guru bisa saja membuat kartu emosi yang mana tujuannya adalah untuk melihat tingkat emosi murid pada saat memulai pembelajaran, membuat suasana menjadi tenang, santai dan rileks juga merupakan bagian dari kesiapan belajar murid.
Selain kesiapan belajar murid, minat murid juga dapat menjadi aspek penting dalam menentukan pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menarik minat murid, di antaranya dengan menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid. Misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid, dan menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan.
Minat serang murid bisa saja berbeda-beda pada murid lainnya. Jendaklah guru senantiasa membimbing dan memotivasi dalam setiap pembelajaran. Contoh minat murid yaitu minat di bidang olahraga, seni, teknologi,musik dan lain sebagainya.
Sebagai contoh nyata. misalkan murid diperbolehkan untuk membuat topik cerita pendek sesuai dengan minat mereka masing-masing. Anak yang gemar akan olahraga boleh membuat cerita pendek tentang olahraga kegemarannya, anak yang suka seni boleh membuat cerita pendek yang sesuai dengan minatnya. Artinya pada saat memberikan pembelajaran di sekolah, guru hendaklah mengetahui dan membantu untuk menemukan minat murid kita.
Selain minat murid, aspek terakhir yang dapat menentukan pembelajaran berdiferensiasi guru di kelas adalah profil belajar murid. Profil belajar murid sangat penting dalam pembelajaran berdiferensiasi, karena mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuannya adalah agar murid belajar sesuai kemampuannya dan lebih natural serta efisien. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi profil belajar murid diantaranya pengaruh terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya,dsb. Kemudian pengaruh gaya belajar murid, misalnya ada murid yang sukanya belajar dengan cara melihat gambar-gambar, grafik, presentasi, poster atau bisa disebut dengan gaya belajar belajar visual. Ada murid yang suka belajar dengan mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik atau bisa juga disebut dengan gaya belajar Auditori.
Ada juga murid yang suka belajar sambil melakukan, misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, praktikum dsb atau bisa disebut gaya belajar kinestetik.
Dari ketiga gaya belajar tersebut, tentu kita sebagai guru bisa menentukan media pembelajaran apa yang tepat untuk murid pada saat pembelajaran berlangsung.
Salah satu contoh mungkin guru dapat menyiapkan poster, gambar bagi murid yang suka belajar dengan visual, menjelaskan dengan baik atau memberikan sebuah tayangan video kepada kelompok siswa yang gaya belajarnya auditori dan mempersiapkan praktikum atau alat peraga untuk murid yang gaya belajarnya kinestetik.
Pentingnya pembelajaran berdiferensiasi bagi murid kita bertujuan menciptakan murid yang berprofil pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
Dengan pembelajaran berdiferensiasi juga, diharapkan dapat mempermudah guru dalam mengidentifikasi karakteristik murid di kelasnya. Semoga dengan kemajuan zaman dan teknologi ini juga dapat mempermudah guru dalam memberikan setiap materi di kelasnya sehingga guru senang murid gembira. Salam dan bahagia. (fauzi ramadhani, s.pd.sd/ilust: ist)