BANJARBARU, banuapost.co.id– Berbagai kementerian bantu korban akibat bencana banjir di Provinsi Kalimantan Selatan. Bantuan diserahkan secara simbolis Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
Bantuan diterima pejabat instansi terkait seusai Menko PMK melihat kondisi pengungsi di Kantor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Banjarbaru, Kamis (21/1).
Kemenko PMK memberikan bantuan 4.000 masker kain, 480 masker medis, 1.600 masker KF92, 120 school kit dan paket buku bacaan, 424 pack kebutuhan spesifik perempuan, 65 pack biskuit, dan 200 dus air mineral botol 600 ml yang diterima Kepala BBPPKS, Salahudin Yahya.
Sementara bantuan dari BNPB berupa DSP (Dana Siap Pakai) masing-masing Rp 500 juta untuk Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Hulu Sungai Utara,
Selain itu, makanan siap saji dan lauknya masing-masing 1.002 paket, makanan tambahan gizi 1.002 paket, masker kain 1.000 pcs dan velbed 100 unit.
Kemudian tenda pengungsi 5 set, selimut 1.000 lembar, pelampung 55 pcs, mesin perahu 9,8 PK 2 unit, perahu lipat 1 unit, perahu polietilen 2 unit, yang diterima Plt Kepala BPBD Kalsel, Mujiyat.
Dari kemensos total bantuan Rp 2,6 miliar, terdiri dari bantuan logistik, paket lingkungan pengungsian dan perlengkapan dapur umum serta beras reguler yang diterima Kadinsos Kalsel, Siti Nuriyani.
Sedang kemenkes memberikan 2 perahu karet, tenda kespro 3, dan velbet 12 buah yang diterima Kadinkes Kalsel, HM Muslim
Kemendikbud memberikan bantuan sembako, obat-obatan dan suplemen, selimut dan sarung masing-masing 3 box, serta tenda pembelajaran darurat 14 unit dan school kit sebanyak 8 paket dari UNICEF yang diterima Kadisdikbud Kalsel, M Yusuf Effendy.
Begitupun dari BKKBN, memberikan 1.000 paket goody bag berupa kaos, handuk, masker medis dan paket sanitasi plus kontrasepsi, 200 pax makanan siap saji dan 132 pax biskuit yang diterima Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan.
Lingkungan lemah
Menurut Muhadjir, bencana banjir yang menerjang 11 di antara 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalsel, sebagai salah satu tanda masih lemahnya daya tahan lingkungan.
Karena itu setelah redanya bencana, diperlukan kajian mendalam guna menangkal kejadian tidak terulang di masa datang.
“Kesempatan ini kita jadikan untuk menakar kemampuan atau daya tahan lingkungan kita. Mestinya kalau daya tahan lingkungan kita sudah bagus, tidak akan ada kejadian seperti ini,” ujarnya. (oie/foto: olivia)