PELAIHARI, Banuapost.co.id- PT Air Minum (PT AM) Berkah Banua milik Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Tala) juga turut melakukan penyesuaian tarif. Penyesuaian tarif tersebut dilakukan mengingat sejak 2022 per meter masih Rp 5.400 per meter kubik untuk setiap kelompok pelanggan.
Prosentase kenaikannya antara belasan persen hingga 30-an persen sesuai kelompok pelanggan. Tertinggi pada kelompok II (rumah tangga). yakni naik 33 persen.
Sementara elompok I (sosial, masyarakat berpenghasilan rendah/MBR) dinaikkan menjadi Rp6.000 per meter kubik. Sedang Kelompok IIl (niaga, industri, kantor pemerintah) naik sebesar 31 persen.
“Tarif baru tersebut berlaku mulai Februari 2024 nanti untuk tagihan bulan Maret,” sebut Direktur PT AM Berkah Banua (Perseroda), Rudi Syahrinsyah, Rabu (31/1).
Ia menyebutkan, saat ini harga jual air bersih per meter kubik masih berada di bawah biaya pengolahan/produksi.
Biaya pengolahan sebesar Rp 7.158 per meter kubik. “Sementara tarif rata-rata yang dikenakan kepada pelanggan selama ini hanya Rp 5.400 per kubik,” sebut Rudi.
Melalui penyesuaian tarif air bersih tersebut, maka tarif baru bagi pelanggan kelompok I menjadi Rp 6.000 per kubik dari semula Rp 5.000.
Kemudian kelompok Il menjadi Rp 7.200 per kubik, kelompok IlI menjadi Rp 8.500 per kubik.
Meski terjadi penyesuaian tarif, sebut Rudi, masih ada kelompok pelanggan yang mendapatkan tarif di bawah biaya pengolahan air.
“Dengan kata lain masih tersedia subsidi kepada kelompok I sebesar Rp 600 per kubik atau sebesar 20 persen per kubik yang ditanggung Pemkab Tala melalui PTAM Berkah Banua,” sebutnya.
Ia menegaskan, pihaknya terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap para pelanggan dan masyarakat Tala yang tersebar baik di perkotaan hingga pedesaan.
Hingga saat ini Pemkab Tala melalui PTAM Berkah Banua terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik atas ketersediaan air bersih melalui pembangunan infrastruktur jaringan distribusi utama, jaringan distribusi pembagi, sambungan rumah maupun pembangunan pengolahan air minum yang tersebar hingga ke tingkat desa. (zkl/foto: ist)