JAKARTA, banuapost.co.id– Bertepatan dengan peringatan haul ke-51 Bung Karno ke 51, rumah adat atau baileo, jalan, dan monumen, nama Sang Proklamator RI itu, dibadikan di Masohi, Maluku Tengah.
Peremian dilakukan putri Sang Fajar itu, Megawati Soekarnoputri, secara virtual dari kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/6).
Jika di Jakarta Sekjen DPPP Hasto Kristiyanto juga ikut hadir, di Masohi hadir Ketua DPP PDIP, Komaruddin Watubun dan Djarot Saiful Hidayat, bersama Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi. Di lokasi, juga hadir Gubernur Maluku, Murad Ismail bersama istrinya, Widya Pratiwi, dan Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua.
Megawati melakukan peresmian dengan menandatangani batu prasasti pembangunan infrastruktur tersebut.
Usai penandatanganan, Megawati mengatakan, Bung Karno pernah berkeinginan agar Masohi menjadi ibukota Provinsi Maluku.
“Sebelum ada otonomi daerah, saya pernah ke Masohi dan saya melihat sebenarnya letaknya sangat memungkinkan,” kata Megawati.
Megawati mengaku, peresmian ini istimewa karena dilakukan di bulan Juni yang merupakan Bulan Bung Karno (BBK). Di BBK, ada berbagai peristiwa bersejarah. Termasuk lahirnya Pancasila, 1 Juni. Kemudian kelahiran Bung Karno pada 6 Juni, hingga wafatnya di 21 Juni.
“Sudah 51 tahun lalu Bung Karno wafat kembali ke hadirat Allah SWT. Terima kasih atas doa yang dipanjatkan. Banyak sekali yang mengirim doa haul 51 tahun ini kepada saya,” jelas Megawati.
“Walau secara fisik Bung Karno sudah tak ada, namun cita-cita dan perjuangannya selalu hidup di kita,” lanjut Megawati.
Megawati mengatakan, Bung Karno membuat kota itu bernama ‘Masohi’ yang berarti gotong royong, terinspirasi dari intisari Pancasila. Sebab bila Pancasila diperas menjadi satu sila, intisarinya, gotong royong itu.
“Jadi Pancasila, maknanya adalah kegotongroyongan dari warga bangsa Indonesia,” tandasnya.
Namun demikian, sambung Mega, makna ini jangan hanya disebutkan di mulut. Tetapi harus dimasukkan ke dalam hati dan dilaksanakan. (yb/b2n/foto: ist)