PELAIHARI banuapost.co.id– Warga Desa Kurau, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, memanfaatkan masa reses anggota DPRD Tala untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi di desa mereka.
Hal ini yang terlihat saat H Junaidi, Ketua Komisi II DPRD Tala, menyambangi Desa Kurau, Sabtu (2-/5). Perwakilan warga menyampaikan permasalahan mulai dari masalah pendidikan, sosial, budaya sampai masalah pertanian.
Masalah pendidikan berkisar antara kondisi bangunan dan kepemilikan lahan sekolah, sedangkan masalah pertanian berkisar antara kesulitan petani bercocok tanam saat ini.
H Junaidi menggaris bawahi masalah mengingat adanya informasi yang harus segera dipecahkan dengan pihak-pihak terkait.
Berdasarkan masukan atau informasi dari warga saat ini untuk Desa Kurau saja terdapat lebih dari 400 hektare lahan persawahan yang tidak dapat ditanami padi akibat kekeringan dan masuknya air asin atau intrusi air laut.
Syamsudin, Ketua RT 12 Desa Padang Luas, yang memiliki sawah di kawasan Sungai Baras, Desa Kurau, mengaku sudah tiga tahun terakhir ini kesulitan bercocok tanam padi, selain akibat kekeringan juga akibat masuknya air laut ke kawasan persawahan.
“Ada beberapa kendala yang kami hadapi saat bercocok tanam kali ini, terutama masalah masuknya air laut ke persawahan,” kata Syamsudin saat mendampingi Ketua Komisi II DPRD Tala ke lokasi persawahan warga.
“Kendala berikutnya, air yang cepat kering, membuat lahan sawah tidak dapat ditanami,” tambah Syamsudin.
Keluhan sulitnya bercocok tanam padi juga disampaikan Bu Masramal, petani warga RT 12 lainnya, yang juga memiliki lahan di kawasan Sungai Baras, Desa Kurau. Bu Masramal mengaku sempat duia kali membuat anakan padi, tapi gagal ditanam akibat air terlalu dalam.
Pada bibit anak padi yang ketiga ia mencoba menanam lagi, namun tidak mampu menanami 10 borong (petak = 17 x 17 meter) sawah miliknya, karena bibitnya kurang dan sawahnya mulai mengering.
“Saya bikin anak padi sudah dua kali gagal, karena terendam akibat curah hujan tinggi, saat ini saya kembali mencoba menanam padi tapi hanya sekitar 8 borong,” kata Bu Masramal sambil mengatakan bibitnya tidak banyak.
Menurut Bu Masramal. dalam 3 tahun terakhir awal musim tanam tidak teratur, biasanya sekitar akhir tahun atau awal tahun, tiga tahuin terakhir ini menurutnya awal tahun air sering merendam sawah mereka, sehingga tidak dapat ditanami padi, sedangkan saat tanam di bulan April atau Mei, air di sawah mulai mengering.
H Junai membenarkan saat reses di Desa Kurau kali ini ia mendapat beberapa masukan atau keluhan dari warga, salah satunya masalah pertanian.
Menurutnya, setelah melihat langsung ke lokasi sawah milik warga, ia akan mendiskusikannya dengan pihak terkait, seperti Bidang pengairan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Tala, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Tala.
“Hal ini nantinya akan kita bicarakan dengan dinas terkait, karena hal ini tidak saja dialami petani Desa Kurau, tetapi juga beberapa desa di Kecamatan Kurau dan Bumi Makmur,” ujar H Junai saat berada di lokasi persawahan warga.
Acara reses Kader PDIP ini juga ditandai dengan penyerahan bingkisan sembako kepada anak yatim dan lansia, serta konstituennya yang berada di Dapil 3 yang meliputi Kecamatan Kurau, Kecamatan Bumi Makmur, Kecamatan Panyipatan dan Kecamatan Takisung. (zkl/foto: ist)