PELAIHARI, banuapost.co.id– Jasad yang ditemukan warga di Desa Batakan, Kabupaten Tanah Laut, berhasil dikenali isteri dan adiknya yang datang dari Pulau Marabatuan, Kabupaten Kotabaru, ke kamar jenazah RSUD Hadji Boejasin Pelaihari, Selasa (30/5).
Wati, isteri korban, mengenali jasad yang ditemukan itu adalah suaminya dari postur tubuh dan kondisi gigi.
“Saya yakin itu suami saya dari bentuk gigi dan tinggi badannya,” kata Wati yang datang bersama dua anaknya serta adik ipar atau adik dari almarhum suaminya.
Menurut Wati, ia dan adik iparnya serta kedua anaknya memilih datang ke Pelaihari setelah mendapatkan ciri-ciri awal dari kerabat di Pulau Marabatuan yang berkordinasi dengan petugas Polres Kotabaru.
Setelah ia dan adik iparnya yakin itu jasad Asis alias Aci, mereka memutuskan untuk segera membawa jasad pulang ke Pulau Marabatuan, Kecamatan Pulau Sembilan, untuk di makamkan. Mereka memilih menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jasad yang mereka yakini adalah Asis.
Sambil menunggu proses pemandian jenazah oleh petugas kamar jenazah RSUD Hadji Boejasin, Wati menceritakan sebenarnya pada Minggu (21/5) pagi itu suaminya tidak berniat untuk ke laut, namun tiba-tiba habis Sholat Subuh langsung ke laut.
“Pagi itu suami saya tiba-tiba pergi ke laut, setelah mendapat kabar teman-temannya memperoleh banyak hasil,” kata Wati yang duduk bersama dua anaknya.
Biasanya menurut ibu dua anak itu, suaminya pulang sekitar pukul 16.00 sampai pukul 17.00 Wita, sedangkan hari kejadian sampai pukul 19.00 belum juga pulang.
“Merasa tidak enak saya langsung menceritakan kepada kerabat kalau suami saya belum pulang,” kata Wati yang tiba di RSUD Hadji Boejasin didampingi Alimuddin tokoh muda Muara Kintap.
Sebelum melapor ke petugas Polsek Pulau Sembilan, Polres Kotabaru warga dan kerabat sempat melakukan pencarian namun tertahan karena ombak besar. Keluarga baru tahu korban jatuh pada Senin (22/5) setelah perahu yang digunakan korban dibawa ke Pulau Marabatuan oleh kapal nelayan lainnya.
Agus pemilik kapal yang menarik perahu ke Pulau Marabatuan mengatakan, saat pertama mendapatkan adanya perahu tanpa awak itu ia berada sekitar 14 mil dari lokasi penemuan yang masih berada di perairan Taka Arjuna.
Menindaklanjuti info dari nelayan asal Tabanio itu, Agus mengarahkan kapalnya ke lokasi yang disebutkan nelayan Tabanio itu. Butuh waktu sekitar 1 jam kapal Agus baru mencapai lokasi.
Di lokasi Agus melihat perahu kecil yang biasa disebut balapan, mengapung dengan sebagian badan sudah kemasukan air. Agus sangat mengenal perahu tersebut yang tak lain milik Asis alias Aci.
“Mengetahui tidak ada Asis saya langsung membawa perahu itu ke Pulau Marabatuan,” kata Agus yang tak lain suami dari kakak isteri Asis.
Sampai akhirnya jasad ditemukan mengambang di kawasan pantai Sepunggur, Desa Batakan, yang berjarak tempuh sekitar 2 jam dari Pantai Batakan Baru. Jasad yang kemudian diketahui bernama Asis itu ditemukan pengembala sapi sekitar pukul 14.00 Wita.
Jasad kemudian dievakuasi menggunakan motor trail dari lokasi penemuan ke Pantai Batakan Baru, kemudian dipindah ke ambulan PSC 119 Tanah Laut untuk dibawa ke RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Jasad rencananya hari ini juga akan dibawa ke Pulau Marabatuan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru. Jasad terlebih dahulu dibawa ke Lontar Pulau Laut Barat, kemudian dilanjutkan naik perahu nelayan ke Pulau Marabatuan. (zkl/foto: ist)