PELAIHARI, Banuapost.co.id- Warga Desa Karang Rejo, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kamis (31/10) sore bergotong royong membuat portal di muara jalan desa. Portal itu didirikan karena tidak ingin jalan jadi hauling batubara.
Pemasang portal di RT 11 Dusun Banjar Arum, Desa Karang Rejo, Kecamatan Jorong, merupakan wujud puncak kegeraman warga terhadap truk angkutan batubara yang melintas di desa mereka.
Ketegangan antara warga dengan sopir truk batubara yang dibantu pegawai perusahaan terjadi Rabu (30/10) pukul 22.00 wita, ketika warga mencegat puluhan truk bermuatan batubara ingin melintas jalan desa menuju stokepile yang berada dekat Pelabuhan Pelaihari di Desa Jorong.
Seratus lebih warga Dusun Banjar Arum turun ke jalan dan meminta truk untuk tidak melintas, warga yang terdiri dari lelaki dan perempuan, sempat bersitegang dengan sopir truk.
Warga bersikeras menolak truk-truk melintas, sedangkan sopir truk yang dibantu karyawan perusahaan ngotot untuk tetap melintas, akibatnya suasana jadi memanas.
Untuk meredakan ketegangan dikedua belah pihak, Kepala Desa Karang Rejo. Pendi Pranata, bersama Kapolsek Jorong, Iptu Joko Sulistyo dan Kades Swarangan, Baihaqi, mencoba melakukan mediasi.
“Keadaan sempat memanas, saya sempat panik, karena warga laki-laki dan perempuan turun ke jalan, berhadapan dengan para sopir,” kata Kades Karang Rejo, Kamis (31/10).
“Kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, untuk itulah kami bersama Kapolsek mencarikan solusinya,” tambah Kades.
Menurut Kades akhirnya puluhan truk tersebut diperkenakan melintas ke stokepile dengan catatan setelah ini truk-truk pengangkut batubara itu tidak melintas lagi di jalan desa.
Untuk mempertegas penolakan melintasnya truk batubara itu, warga Dusun Banjar Arum, Desa Karang Rejo akhirnya atas persetujuan Kades memasang portal secara gotong royong di muara jalan desa.
Anto, perwakilan warga, membenarkan pembuatan portal ini atas keingian warga, karena mereka menolak jalan desa dijadikan hauling oleh pengusaha batubara, apalagi menurut Anto jalan menuju stokepile itu sebenarnya sudah ada.
“Pembuatan portal ini merupakan keinginan warga karena tidak ingin jalannya dilintasi truk angkutan batubara,” kata Anto di sela-sela gotong royong membuat portal.
Truk pengangkut batubara itu diangkut dari luar Desa Karang Rejo dengan tujuan stokepile di dekat Pelabuhan Pelaihari, setiap melintas jumlahnya puluhan bahkan beberapa waktu lalu mencapai seratus rit. (zkl/ foto: zul)