PELAIHARI, Banuapost.co. id– Seksi Konservasi Wilayah 1 Pelaihari, saat ini tengah berupaya mengevakuasi buaya dari Sungai Batakan, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut. Upaya evakuasi itu dilakukan karena keberadaan buaya sudah meresahkan masyarakat dan nelayan.
Pada Kamis (28/3 malam, seekor buaya menerkam seorang nelayan yang baru selesai buang air besar di Desa Tanjung Dewa, hingga korban mengalami luka parah dibagian lengan kiri dan saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin.
Sehari sebelumnya atau Rabu (27/3) malam, buaya juga menyerang warga yang BAB di RT 6 Desa Batakan. Untungnya serangan reptile purba itu hanya mengenai gayung yang dipegang warga.
Berdasarkan dua kejadian tersebut, Badan Konservasi Sumber Daya Alam Kalsel, melalui SKW 1 Pelaihari mendatangi lokasi dan mengupayakan penagkapan hewan ganas tersebut.
Keberadaan buaya di Sungai Batakan yang memisahkan Desa Batakan dengan Desa Tanjung Dewa itu sudah lama diketahui, namun selama ini tidak pernah terdengar mengganggu warga di kedua sisi sungai.
Beberapa bulan lalu petugas BKSDA menempatkan beberapa papan peringatan dan spanduk di Desa Batakan. Papan dan spanduk, Jumat (29/3) juga dipasang di Desa Tanjung Dewa.
Selain memasang papan peringatan dan spanduk petugas SKW 1 Pelaihari mereka juga memberikan edukasi kepada warga mengenai tingkah laku buaya, dan mengingatkan buaya sebagai satwa yang dilindungi.
Untuk upaya evakuasi tim SKW 1 Pelaihari saat ini sudah memasang pancing di enam titik di sisi sungai wilayah Desa Batakan dan Desa Tanjung Dewa, rencananya buaya yang berhasil ditangkap akan dilepas di habitatnya.
Pelaksana Harian SKW 1 Pelaihari, Debi Imam Putera mengatakan, selain memberikan edukasi kepada warga tentang buaya, mereka juga berupaya untuk menangkap buaya tersebut dan dievakuasi ke habitatnya.
“Kami saat ini memohon kepada warga untuk sementara mengurangi aktivitas di sungai,” kata Debi saat dikonfirmasi Jumat (29/3).
Mereka juga mengimbau mulai saat ini warga Desa Batakan dan Desa Tanjung Dewa yang bermukim di bantaran Sungai Batakan untuk tidak membuang bangkai ayam dan ikan ke dalam sungai.
“Kebiasaan membuang bangkai ayam ke dalam sungai dapat mengubah prilaku buaya,” terang Debi.
Menurut Debi. saat ini mereka sudah menebar enam pancing dengan umpan bebek hidup dan ayam yang sudah dipotong.
“Kami berupaya untuk menangkap buaya tersebut dan mengevakuasinya,” kata Debi tanpa memastikan dimana satwa tersebut akan dilepas-liarkan. (zkl/foto: zkl)