PELAIHARI, Banuapost.co,id- Pemilik warung makanan dan minuman yang berada di Desa Kurau, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut (Tala), lega mereka dapat berjualan lagi setelah sekitar 20 hari lokasi mereka berjualan terendam banjir, selain mengakibatkan pedangang tidak dapat berjualan, banjir juga mengakibatkan beberapa ttik jalan provinsi mengalami kerusakan.
Setelah puasa mengais rezeki hampir 20 hari akibat banjir, Minggu (9/2/2025) pedagang Pasar Ahad di Desa Kurau, Kecamatan Kurau kembali menggeliat, selain diisi lapak pedagang setempat, Pasar Ahad Kurau ini juga diisi pedagang dari Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin.
Sejak tingginya curah hujan pada 21 Januari 2025 yang mengakibatkan jalan provinsi yang menjadi lokasi pedagang menggelar dagangannya itu tergenang air hampir mencapai 50 sentimeter dan berlangsung hampir 20 hari.
Tingginya genangan itu membuat pemilik warung makanan dan minuman yang sehari-hari mengais rezeki di Pasar Ahad tidak dapat membuka warungnya, hal yang sama juga dialami pedagang keliling yang biasa berjualan pada hari Minggu di ruas jalan tersebut.
Para pedagang keliling mengisi Pasar Ahad di Desa Kurau itu berdatangan dari kawasan Gambut, Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Banjarmasin, terkadang ada yang datang dari Kota Pelaihari.
Pada hari pertama mereka membuka lapak di Pasar Ahad Kurau itu, kondisi genangan masih belum kering, ada beberapa titik yang masih tergenang, sehingga ada pedagang yang rela kakinya berendam di genangan banjir.
Ulfah, pedagang pakaian jadi asal Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar mengaku sudah dua pekan libur berjualan di Pasar Ahad Kurau, karena lapak tempatnya menggelar jualan ikut terendam banjir.
“Dua minggu saya dan kawan-kawan pedagang keliling tidak berjualan di sini,” kata Ulfah
Menurut Ulfah, Pasar Ahad Desa Kurau, merupakan salah satu lokasi pasar yang selalu didatanginya, karena hasilnya lumayan bagus.
Sementara , Dewi Murni, warga setempat, pemilik warung makanan dan minuman, mengaku kerepotan dengan banjir yang menggenangi tempatnya berjualan. Hampir 20 hari ia tidak mendapatkan pemasukan dari berjualan makanan dan minuman.
Menurut Dewi Murni, usaha makanan dan minuman ini merupakan usaha tambahan yang cukup menghasilkan disamping bertani.
“Hampir 20 hari tidak berjualan, banyak kewajiban yang harus diselesaikan terkendala, karena hasil berjualan dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti mebayar angsuran pinjaman,” kata Dewi Murni.
Ia bersukur banjir sudah mulai reda, dan berharap hujan yang turun tidak lagi mengakibatkan banjir. (zkl/foto :zul)